Orang Kaya Makin Kaya yang Miskin Terima Aja

Jika kamu termasuk golongan orang miskin maka wajib baca tulisan saya yang satu ini. Sebelum lanjut perkenalkan saya bukan orang kaya dan bukan orang miskin. Tapi pernah merasakan makan nasi dengan garam. Makan nasi dengan daun pepaya di depan rumah nenek yang direbus juga pernah, malah sering, hampir tiap hari waktu masih kecil (masih SD).

Saya pernah mengeluh kenapa hidup saya tidak seenak orang lain (orang kaya). Saat teman-teman saya sudah punya HP android saya masih pakai HP Symbian. Saat teman-teman saya naik motor saya masih naik sepeda pancal yang bannya bocor seminggu sekali. Sudah sepeda saya bekas, sering bocor dan lepas rantainya.

Menginjak remaja saya sadar bahwa mengeluh itu salah. Malaikat akan mencatat keluhan saya. Jadi saya gak mau catatan amal saya hanya berisi keluhan. Saya juga tidak menyalahkan orang kaya. Banyak kok saya ketemu orang-orang kaya yang baik hati. Pernah saya diminta bantuan untuk ambilkan uang di ATM. Saya liat saldonya puluhan juta sedangkan saldo saya saat itu paling 1 jutaan. Habis itu dia kasih saya uang (5-15rb saya lupa) sebagai imbalan.

Saya juga pernah dibelikan seragam oleh guru-guru saya waktu masih sekolah. Mereka melihat seragam saya kumuh, berjamur, dan kekecilan. Saya sering diledek karena celana terlalu pendek sampai paha kelihatan. Dibilang cupu.

Guru tersebut memanggil saya ke kantor. Saya bingung apa salah saya. Ternyata saya dibelikan seragam baru. Alhamdulillah. Orang kaya yang baik. Semua orang yang memberi saya sesuatu saya anggap orang kaya karena saya gak pernah memberi orang lain. Saya pikir hanya orang kaya yang mempu memberi dan orang miskin hanya bisa menerima.

Sistem Kapitalisme

Konon ada sebuah desa yang hidup ditengah-tengah hutan. Sumber daya alamnya melimpah. Buah-buahan tumbuh di segala penjuru. Penduduk desa hanya mengambil secukupnya. Jika satu hari hanya butuh makan satu buah mangga mereka tidak mengambil dua buah mangga. Tiap orang hanya akan mengambil satu. Tidak ada kesenjangan sosial. Semua serba adil dan cukup.

Lalu tiba-tiba ada salah seorang penduduk desa yang mengusulkan agar pohon mangga dikelola oleh masing-masing daerah. Penduduk wilayah utara mengelola pohon mangga sebelah utara, penduduk wilayah selatan mengelola pohon mangga wilayah selatan. Penduduk yang mengusulkan ini berkata jika pohon mangga di desa bisa menghasilkan lebih banyak buah jika dikelola dengan benar.

Pembagian tugas pun dimulai. Lima tahun kemudian pohon mangga di wilayah utara lebih lebat dibanding wilayah selatan karena wilayah utara lebih dekat dengan sumber mata air. Penduduk yang mengusulkan tadi berada di utara. Lalu ia mengusulkan (lagi) bahwa wilayah selatan boleh mengambil mangga di utara dengan syarat membantu proses pengelolaan.

10 tahun kemudian pohon mangga di wilayah selatan mati karena tidak dijaga. Semua penduduk fokus ke wilayah utara karena buah mangganya lebih besar dan manis. Wilayah utara tidak perlu bekerja lagi karena sudah berjasa menumbuhkan bibit mangga yang unggul. Semua pekerjaan dilakukan wilayah selatan.

Dari cerita di atas kita bisa melihat sebuah desa yang sebelumnya tentram dan damai menjadi ladang perbudakan. Semua karena sistem kapitalis yang diusulkan salah seorang penduduk secara halus. Sifat serakah manusia akan selalu ada sampai kapanpun.

Apa itu kapitalisme?

Kapitalisme adalah sebuah mode produksi yang bertujuan untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan biaya produksi sekecil-kecilnya. Minimalisasi biaya produksi dicapai dengan cara menekan upah pekerja. Kapitalisme dilakukan oleh suatu badan atau perseorangan di luar pemerintah. Wikipedia

Bisa kita lihat dari cerita di atas wilayah utara sangat diuntungkan. Tanpa bekerja mereka sudah bisa menikmati buah mangga yang manis. Produksi mereka lebih besar dibandingkan biaya produksinya.

Penduduk wilayah utara bisa menggunakan waktu mereka untuk melakukan riset menumbuhkan buah-buah yang lain. Penduduk wilayah selatan akan menjadi pekerjanya.

Nasib si Miskin

Terima aja.